Stroke digolongkan sebagai penyakit kronis, penyakit umum di Indonesia dan menyumbang angka kematian tertinggi di dunia. Pengobatan medis dilakukan mulai dari pemberian obat-obatan, rehabilitasi, hingga terapi. Ada beberapa obat stroke di apotik yang sering diberikan kepada pasien terbukti ampuh. Namun, tidak sedikit orang yang mendorong pengobatan melalui cara-cara tradisional.
Apa itu Stroke?
Stroke merupakan keadaan saat aliran darah menuju bagian otak terganggu. Sehingga jaringan otak kekurangan asupan oksigen. Apabila didiamkan tanpa penanganan medis akan mendatangkan penyakit lain, seperti gagal ginjal.
Pada sebagian besar penderita stroke disebabkan karena penyumbatan arteri yang mengarah ke otak secara tiba-tiba. Jika mengalami hal tersebut maka penderita terkena stroke iskemik. Stroke iskemik muncul setelah aliran darah menuju otak terhambat karena suatu gumpalan trombosis vena serebral (CVT).
Ada juga stroke hemoragik yang tingkatannya lebih parah dibandingkan stroke iskemik. Sebab, pembuluh darah penderita stroke hemoragik pecah dan mengakibatkan penumpukan pada jaringan otak. Penumpukkan tersebut mengakibatkan tekanan pada otak meningkat.
Pada stroke hemoragik cenderung tidak diberikan obat stroke saat awal terjadinya stroke. Berbeda dengan stroke iskemik, penderita akan memperoleh obat-obatan stroke seperti obata pengencer darah.
Sangat dianjurkan penanganan stroke secara medis guna meminimalisir efek pasca mengalami stroke. Sekali seseorang terkena stroke dapat mengakibatkan sulit berbicara, gangguan penglihatan, dan kelumpuhan mendadak.
Obat Stroke di Apotik

Obat stroke yang dijual di apotik biasanya ditujukan pada penderita stroke iskemik. Biasanya diberikan langsung dengan dosis yang harus diminum oleh pasien. Rata-rata obat stroke di apotik berupa obat pengencer darah. Supaya tidak penasaran maka simak rekomendasi obat stroke yang ada diapotik berikut ini.
1. Obat Antiplatelet
Obat antiplatelet merupakan salah satu obat-obatan paling efektif apabila dikonsumsi oleh penderita mengalami stroke ringan. Selain itu, dokter juga memberikan obat antiplatelet untuk pengobatan stroke iskemik. Antiplatelet dipercaya efektif mencegah terjadinya penggumpalan darah baru. Obat antiplatelet yang dijual diapotik antara lain:
- aspirin,
- clopidogrel (Plavix),
- prasugrel (Effient),
- aspirin-dipyridamole (Aggrenox).
Jenis-jenis obat antiplatelet seperti diatas diberikan sesuai dengan kondisi kesehatan dan riwayat penyakit pasien. Sehingga, tidak bertabrakan dengan obat-obatan lain yang mungkin digunakan atau meminimalisir komplikasi penyakit.
2. Obat Antikoagulan
Obat antikoagulan disinyalir efektif untuk menyebuhkan stroke iskemik. Contohnya rivaroxaban (Xarelto), warfarin (Coumadin), dan apixaban (Eliquis). Bekerja untuk melarutkan gumpalan darah dan mencegah gumpalan darah semakin besar. Antikoagulan disebut sebagai pengencer darah.
Biasanya diberikan pada penderita stroke yang memiliki denyut jantung tidak teratur, katup jantung buatan,dan memiliki riwayat serangan jantung. Apabila menggunakan warfarin maka penderita membutuhkan tes darah dan pemantauan ketat. Sedangkan, pengguna obat rivaroxaban dan apixaban tidak membutuhkan pemantauan.
Baca juga: 7 Cara Cepat Menghafal Pelajaran saat Ujian
3. Statin
Obat statin terdiri dari obat-obatan Fluvastatin, Atorvastatin, Pravastatin, Lovastatin, Rosuvastatin, dan Simvastatin. Biasanya diberikan kepada penderita stroke yang mempunyai kolesterol tinggi.
Ada banyak orang yang mengalami stroke berawal dari kolesterol tinggi. Pasalnya, kolesterol tinggi menghambat peredaran darah ke seluruh organ tubuh dan otak. Kolesterol yang tinggi juga berpotensi menyebabkan serangan jantung, serangan stroke ringan, dan masalah kesehatan lain.
4. Heparin
Heparin berbeda dari obat pengencer darah. Sebab heparin tidak bekerja menghancurkan darah. Melainkan mendorong protein anti-pembekuan pada tubuh agar bekerja melancarkan aliran darah semakin optimal. Pemberian heparin pada tubuh juga wajib dikontrol secara berkala oleh dokter.
Terkhususnya pada pasien yang memiliki penyakit jantung, gangguan ginjal, dan hati. Penderita stroke dengan gangguan organ berakibat mengubah efektifitas heparin sehingga berdampak fatal.
Heparin dapat menimbulkan efek samping seperti iritasi, perubahan warna kulit, menggigil, demam, perdarahan, mati rasa secara tiba-tiba, dan gangguan pernafasan. Sangat jarang penderita stroke mengonsumsi heparin karena efek yang ditimbulkan cukup berdampak besar.
5. Obat Trombolitik
Obat trombotik biasanya diberikan kepada pasien stroke ringan dan stroke iskemik. Contohnya recombinant tissue plasminogen activator (rTPA). Cara pemberian obat trombolitik menggunakan injeksi pada infus yang disalurkan menuju pembuluh darah.
Dimana obat akan bekerja optimal melarutkan darah beku atau gumpalan agar tidak menghambat peredaran darah menuju otak. Umumnya diberikan kepada pasien selama jangka waktu 5 jam mengalami stroke. Setelah melewati waktu 5 jam maka tidak dianjurkan untuk memberikan obat trombolitik.
Kini obat-obatan stroke di apotik sudah banyak beredar. Baik itu obat-obatan versi generik sampai dengan bermutu tinggi. Semua obat stroke pada hakikatnya baik digunakan asalkan sesuai resep. Hindari penggunaan obat stroke untuk jangka panjang, kecuali Anda telah mendapat rekomendasi dari dokter.
Usai dinyatakan sembuh biasanya pasien berhenti mengonsumsi obat stroke. Pasalnya jika dikonsumsi terlalu lama dapat mengakibatkan gangguan penyakit otak ataupun gangguan saraf. Untuk masa pemulihan pasien biasanya diisi dengan kegiatan terapi, olahraga, dan memperbaiki gaya hidup.