Memiliki rumah merupakan impian banyak orang. Bahkan sekarang tersedia banyak pilihan perumahan juga, seperti rumah bersubsidi dan komersial. Namun, apakah Anda sudah ketahui apa perbedaan rumah subsidi dan komersil?
Perbedaan terbesar antara dua pilihan perumahan tersebut tentu saja di harga. Pasalnya, rumah subsidi berarti adalah properti yang dijual dengan bantuan tangan dari pemerintah.
Umumnya, harga rumah subsidi lebih murah ketimbang komersil. Supaya Anda bisa memahami lebih tepat dari 2 jenis perumahan tersebut, simak penjelasannya dari tim rumah baru BSD city di bawah ini.
Apa Perbedaan Rumah Subsidi dan Komersil?
Bagi sebagian orang yang ingin memiliki rumah, pastinya bingung mana jenis perumahan yang harus dipilih. Pasalnya, antara rumah subsidi dan komersil memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Berikut perbedaan rumah subsidi dan komersil:
1. Perumahan Subsidi
Perumahan bersubsidi menjadi pilihan bagi mereka yang menginginkan rumah dengan harga terjangkau. Biasanya harga yang ditawarkan bervariasi, namun tidak melebihi Rp 200 juta.
Pembangunan rumah bersubsidi telah menjadi bagian dari program pemerintah Jokowi sejak tahun 2015 lalu. Unit-unit rumah ini dibangun untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang tidak memiliki atau tidak memiliki rumah yang layak huni.
Dari namanya, rumah subsidi ini jelas ditujukan untuk kalangan bawah. Akibatnya, pemerintah memiliki aturan ketat terkait pembelian rumah tersebut. Persyaratan umum untuk mengajukan perumahan bersubsidi adalah mereka tidak memiliki rumah dan menerima subsidi pemerintah.
Selain itu, gaji pokok tidak lebih dari Rp 4 juta. Saat ini, banyak pilihan rumah bersubsidi yang tersebar di seluruh Indonesia. Bagi Anda yang berencana membeli rumah jenis ini, pahami dulu kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihan Rumah Subsidi
- Murah: Salah satu keunggulan tentunya dari soal harga. Pembangunan rumah subsidi didukung oleh pemerintah, sehingga harganya untuk masyarakat lebih terjangkau. Hanya di bawah Rp 200 juta Anda dapat membeli rumah dua kamar tidur, satu kamar mandi.
- DP rumah: Uang muka (DP) seringkali menjadi kendala saat membeli rumah, namun khusus untuk perumahan, subsidi DP yang diberikan sangat kecil. Deposito yang harus dibayar biasanya hanya 1% atau bahkan 0%.
- Jangka waktu cicilan: Tenor cicilan biasanya ringan dengan tingkat bunga tetap 5%. Biasanya, jumlah cicilan bulanan yang harus dibayar adalah Rp 800.000 hingga Rp 1 juta. Selain itu, jangka waktu pembayaran jangka panjang bisa sampai 20 tahun.
- Persyaratan mudah: Perumahan bersubsidi hanya tersedia bagi mereka yang berpenghasilan maksimal Rp 4 juta per bulan. Jadi persyaratannya pun tidak sulit.
Kekurangan Rumah Subsidi
- Kepemilikan: Kepemilikan rumah bersubsidi umumnya tidak dapat dialihkan hingga lunas.
- Luas rumah: Jenis rumah subsidi pada umumnya hanya 25 meter persegi. Meskipun areanya terbatas, hanya cocok untuk keluarga kecil.
- Lokasi terpencil: Biasanya rumah subsidi terletak jauh dari pinggiran kota. Jaraknya jauh dari pusat kota karena menyesuaikan dengan harga tanah. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan jarak dan aksesibilitas transportasi umum.
- Kualitas bangunan: Bahan konstruksi rumah subsidi tentu akan berbeda dengan rumah komersial. Bahan yang digunakan tentunya memiliki kualitas yang berbeda-beda. Namun, ini bisa dianggap wajar karena harga yang ditawarkan cukup terjangkau. Sebelum Anda membeli, Anda harus memeriksanya kembali.
2. Perumahan Komersial
Perumahan komersil bisa menjadi pilihan bagi mereka yang menginginkan rumah dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan pada masa subsidi. Meskipun keduanya dibangun oleh pihak developer, rumah komersial dapat berukuran lebih besar daripada rumah bersubsidi. Tidak hanya itu, bahkan memiliki bahan yang lebih baik.
Namun, dengan kualitas tinggi, tentu saja harganya akan lebih tinggi. Katakanlah Anda ingin membeli rumah komersial seharga Rp 300 juta. Lalu Anda ingin membayar 20% dimuka atau deposit menjadi Rp 60 juta.
Jadi cicilan pokok KPR Anda adalah Rp 300 juta – Rp 60 juta = Rp 240 juta. Dengan asumsi tingkat bunga tahunan tetap 10% dan jangka waktu pembayaran 15 tahun, pembayaran bulanan rata-rata dapat mencapai Rp 2,5 juta atau 50% dari pendapatan.
Dengan gaji Rp 5 juta, pihak lembaga pemberi pinjaman dapat menyetujui KPR ini. Namun tentu saja jumlah ini terlalu berat dan dapat menyebabkan orang yang bersangkutan tersebut untuk membayar premi atau investasi.
Mereka juga harus mencari penghasilan tambahan jika benar-benar ingin membeli rumah komersial dengan skema cicilan di atas. Namun bagi pasangan yang sudah memiliki tabungan besar atau aset jangka pendek, tentu saja mereka dapat mempertimbangkan untuk membeli rumah komersial.
DP atau uang muka tentu dapat mengurangi jumlah cicilan rumah komersil yang ingin Anda beli. Skema tersebut juga dapat meringankan Anda setiap bulannya.
Penutup
Setelah memahami perbedaan rumah subsidi dan komersil di atas, pastinya Anda bisa mengambil keputusan. Keputusan tersebut tidak serta merta harus diputuskan sekarang. Anda harus pikiran jangka panjang karena cicilan tersebut memakan waktu hingga 15 sampai 20 tahun.
Baca Juga: 4 Jenis Asuransi Jiwa dengan Manfaat untuk Masa Depan